Kanalsulawesi.com, Bolsel – Untuk membangun Sinergi dan kolaborasi dengan OKP dan Media pada Pilkada Serentak tahun 2024, KPU Bolsel menggelar Media Gathering yang dilaksanakan, di Warkop Baraba Coffee, Desa Salongo, Minggu (21/07/2024).
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Komisioner KPU Bolsel, Fijay Bumulo, turut dihadiri dua komisioner lainnya yaitu Liswan Lumali dan Syaiful Tontoli serta dua narasumber dari perwakilan PWI Bolsel yakni Irfany Alhabsyi dan Perwakilan AJI Manado Roslely Sondakh.
Peserta dalam kegiatan adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), dan Insan Pers yang bertugas di wilayah Kabupaten Bolsel.
Komisioner KPU yang juga Ketua Divisi Teknis dan Penyelenggaraan, Fijey Bumulo mengatakan, suksesnya pemilu bukan hanya menjadi tanggung jawab KPU, namun kita semua baik OKP maupun awak media.
Sebab itu kata dia, KPU terus membangun sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak, termasuk dengan OKP dan Media.
“Alhamdullilah, dalam dua kali penyelenggaraan Pemilu kemarin, partisipasi pemilih di Bolsel itu tertinggi di Sulut yakni mencapai 92 persen, saya yakin dan percaya ini semua juga tidak lepas dari dukungan OKP dan media di Bolsel,” terangnya.
Irfany Alhabsyi, narasumber dari Perwakilan PWI Bolsel, pada kesempatan itu memaparkan tentang peran media dalam mengawal pelaksanaan Pilkada demi menciptakan pemilu yang berintegritas.
Sinergitas dan Kolaborasi media dalam menyukseskan tahapan Pilkada lewat pendidikan politik kepada pemilih terutama pemilih pemula, sehingga pelaksanaan pemilu bisa berjalan sukses,” sebutnya.
Sementara itu, Perwakilan AJI Manado, Roslely Sondakh menekankan tentang peran media dalam mengawal seluruh tahapan Pilkada.
Penting kata dia memberikan edukasi kepada masyarakat, menjaga berita hoax dan kampanye hitam agar tidak tersebar massif demi menciptakan pemilu berintegritas.
“Diera digitalisasi saat ini media diperhadapkan dengan tantangan kampanye hitam dan hoax, ini sangat penting untuk dilakukan sebab hoax dapat mempengaruhi opini publik, masih ingat kasus Ratna Sarumpaet pada tahapan pilpres 2014 lalu, itu merupakan hoax terbesar sepanjang masa,” sebutnya.
Lebih lanjut kata dia, media sebagai pilar keempat demokrasi, dituntut untuk bersikap profesionalisme dan Independen, Sebab media merupakan corong aspirasi masyarakat.
Ia meminta media untuk tetap mematuhi UU Pers dan Kode Etik Jurnalis dalam pemberitaan. Pers kata dia tidak boleh memihak dan harus tetap menjaga kepercayaan publik.
“Berikan porsi yang sama kepada setiap kandidat, pers juga tidak boleh mencampur adukkan fakta dan Opini,” pungkasnya. (***)